Rabu, 02 Februari 2011

[FanFiction] Promise

Pada suatu pagi yang cerah, JinYoung terbangun dari tidurnya. Dilihat sekelilingnya, kamar sebuah rumah sakit di Korea tempat ia dirawat. Tapi ia melihat seorang wanita yang sepertinya lelah karena menjaganya semalaman
“Hey, YunJi bangun sudah pagi”
“Ah ye, oppa kau sudah bangun?”
“Ne, pagi yang cerah bukan?”
“Ne, bagaimana keadaanmu pagi ini?”
“aku merasa baikan, aku ingin pergi ke taman di Incheon”
“Tapi, kau kan masih harus dirawat dirumah sakit”
“Gwaenchanna, aku akan meminta ijin kepada dokter. Aku hanya ingin sebentar saja menghabiskan waktu di taman itu. Taman itu adalah taman kenangan kita bukan?”
“Ne oppa. Baiklah aku saja yang meminta ijin dari dokter”
“Ne, gomawo”
YunJi pergi menemui dokter dan meminta ijin kepada sang dokter agar JinYoung diperbolehkan pergi ke taman itu hanya untuk sehari saja. YunJi berhasil mendapatkan ijin dari dokter dan ia segera menuju kembali ke kamar JinYoung untuk memberi tahukan kabar baik ini. Tapi sesampainya di kamar JinYoung, ada suster yang sedang melepaskan infus JinYoung dengan heran YunJi menanyakan kepada JinYoung.
“Oppa, mengapa kau melepaskan infusmu?”
“Bukankah kau sudah mendapat ijin dari dokter supaya kita bisa pergi ke taman di Incheon?”
“ah ye, baiklah kau sudah siap oppa?”
“Ne, aku sudah siap”
“Mari kita pergi”

YunJi dan JinYoung pergi menuju taman di Incheon menggunakan taksi. Kira-kira diperlukan waktu 30 menit untuk sampai di taman itu. Taman yang dimaksud oleh JinYoung adalah sebuah taman yang benar-benar indah. Jarang ada anak-anak muda yang menghampiri taman itu. Kebanyakan dari mereka adalah para lansia dan anak-anak kecil. JinYoung memilih tempat di bawah sebuah pohon besar yang rindang dan bisa melindungi mereka dari panasnya terik matahari.
“Mengapa oppa memilih tempat disini?”
“Tidak apa-apa, hanya saja sepertinya dibawah pohon ini kita bisa berlindung dari panasnya terik matahari, apa kau keberatan?”
“Tidak, baiklah aku akan membeli minuman dulu untuk kita”
“Ne”
YunJi pergi untuk membeli minum untuk mereka. JinYoung mengambil telepon genggamnya dan menekan beberapa tombol di teleponnya dan mulai berbicara di telepon dengan seseorang diseberang sana. Raut wajahnya tampak agak serius dan seperti orang yang sedang memohon. Tak lama kemudian, YunJi kembali ke tempat pilihan JinYoung.
“Kau menelepon siapa oppa?”
“Temanku, yang sudah lama aku tidak berjumpa dengannya”
“Ah ye, sekarang apa yang ingin kau lakukan?”
“Bolehkah aku menyandarkan kepalaku di bahumu?”
“Ye? Ne, kau boleh melakukannya”
JinYoung meletakan kepalanya dan bersandar kebahu YunJi
“YunJi, bagaimana kalau ini adalah terakhir kalinya kita bertemu?”
“Apa yang kau bicarakan oppa? Masih ada hari esok. Mengapa kau mengatakan itu?”
“Tidak apa-apa. Aku hanya ingin menanyakan hal itu saja”
“Tidak, ini bukan pertemuan terakhir kita. Masih ada hari ini, esok dan seterusnya”
“Maukah kau berjanji untukku?”
“Janji apa?”
“Kau tidak akan membenciku jika ini adalah pertemuan terkahir kita. Dan kau tidak akan bersedih karena aku, dank au juga tidak akan menangisi kepergianku”
“YA ! oppa, apa yang kau bicarakan?”
“Berjanjilah padaku YunJi”
“Ne, aku berjanji. Tapi apa maksudmu mengatakan ini semua?”
“Nanti di saat waktu yang tepat kau akan mengetahui maksud dari perkataanku saat ini”
“Tapi oppa……..”
Tiba-tiba JinYoung mencium YunJi.
“YunJi, mungkin ini adalah ciuman terakhir yang bisa kuberikan untukmu”
“Oppa, sebenarnya ada apa?”
Tiba-tiba wajah JinYoung mulai memucat dan badannya lemas. YunJi yang sedang tidak memperhatikan JinYoung kaget. Mengapa ia merasa tangan JinYoung terasa sangat dingin. Saat YunJi melihat wajah JinYoung, raut wajah yang pucat serta mata yang tertutup yang ia temukan. YunJi memeriksa detak jantungnya, tidak berdetak. Ia mencoba merasakan nafas dari hidung JinYoung, tidak terasa hembusan nafasnya. Sesaat YunJi lemas, matanya mulai berkaca-kaca, setetes air mata mulai membasahi pipinya. JinYoung kini sudah tiada. YunJi baru mengetahui maksud ucapan-ucapan JunYoung dan ciuman terakhir JinYoung. Ia melihat Jinyoung memegang dua buah surat dan CD. Tapi sebelum ia membukanya seseorang menghampirinya.
“Permisi, apakah anda YunJi kekasih dari JinYoung?”
“Ne, kau ini siapa?”
“Jangan kaget, aku hongki dari FT ISLAND”
“Mengapa kau bisa tahu namaku dan JinYoung?”
“JinYoung teman lamaku, tadi ia menelponku dan menyuruhku untuk segera datang ke taman ini”
“Ne, tapi sekarang………”
“Ada apa? YA! Mengapa wajah JinYoung begitu pucat? Badannya juga dingin. Apakah ia sakit?”
“Ya, dia sakit. Tapi kini ia sudah tiada”
“MWORAGO?! Kau pasti berbohong kan?”
“Tidak, aku tidak berbohong. Kau boleh mencoba mencari detak jantung dan hembusan nafasnya. Tapi tidak ada”
“Tidak mungkin! Baru saja 15 menit yang lalu ia menelponku dan tertawa bersamaku”
“Kau boleh merasakannya sendiri”
Hongki yang baru saja sampai kaget dan mulai menangis karena ia harus merelakan kepergian teman lamanya yang sudah lama tidak berjumpa dan baru saja 15 menit yang lalu mereka berbicara dan tertawa singkat. Saat akan menemuinya, ternyata JinYoung sudah tiada.
“YunJi, bagaimana kalau kita mengantarnya ke rumahnya dahulu dan memberitahukan kabar ini kepada keluarganya?”
“Ne, oppa”
Hongki dan YunJi pergi dari taman dan mengantar JinYoung ke kediamannya dan memberi kabar duka ini kepada keluarga JinYoung. Mereka pun sampai di kediaman JinYoung dan memberi semangat kepada keluarga JinYoung untuk tetap sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan ini. YunJi dan Hongki kembali naik ke mobil dan Hongki akan mengantar YunJi pulang. Selama diperjalanan YunJi membuka surat untuknya, ternyata surat yang lain untuk Hongki. YunJi mulai membuka dan membaca surat tersebut yang berisi

YuJin-ah,

Aku tahu kau mungkin akan benci padaku, merasa sedih karena kepergianku, dan kau akan menangisi kepergianku. Aku hanya ingin mengucapkan kata ‘maaf’
Maaf karena aku bohong padamu bahwa aku baik-baik saja pagi ini
Maaf karena aku bohong padamu aku hanya terlalu lelah saat aku masuk rumah sakit
Maaf karena aku tidak pernah bisa jadi yang sempurna untukmu
Maaf karena aku selalu meremehkan penyakitku ini
Maaf karena aku tidak menepati janjiku untuk selalu ada untukmu

Mungkin semua kata maaf itu tidak cukup untukmu karena kesalahan-kesalahan dan kebodohan-kebodohan yang aku lakukan semasa aku hidup. YuJin-ah, aku akan memberi janjiku yang terakhir untukmu. Aku akan mengirimkan seorang malaikat penjaga untukmu, walaupun kau tak mengenalnya, tapi ia akan selalu menjaga dan melindungimu. Aku mohon, kau menepati janjimu untuk tidak membenciku, bersedih karenaku, dan menangisi kepergianku. Karena aku pun tahu, kau adalah wanita yang hebat dan kuat. Aku sangat beruntung karena sempat memilikimu. Aku memang bodoh, karena telah menyia-nyiakan kesempatan hidupku dengan tidak memperdulikan penyakit yang ku derita ini, leukimia. Mianhae YuJin-ah. Aku menyanyikan sebuah lagu untukmu yang ada di CD itu. Semoga kau menyukainya.

Saranghae,
JinYoung


Setelah membaca surat dari JinYoung, air mata YunJi mengalir deras membasahi pipinya setelah membaca surat terakhir dari JinYoung. YunJi segera mencari CD yang tadi ditemukannya dan mengeluarkan discman yang dibawanya, lalu ia mulai memainkan CD yang diberikan JinYoung untuknya. Terdengar sebuah lagu yang indah. Lagu yang dinyanyikan JinYoung sambil memainkan piano.

"Naega saranghaetdeon geu ireum
Bulleoboryeo nagalsurok neomu meoreojyeotdeon
Geu ireum ijen jeogeonoko na ulmeogyeo
Nae ane sumgo sipeojyeo
Neol saranghal subakke eobseotdeon
Geu nareul ijen arajwoyo
Irul su eomneun sarangdo saranginikka
"

YunJi mengira hanya ada satu lagu didalam CD itu ternyata ada tiga lagu yang mengisi CD itu. Lagu ke-2 yang ia dengar semakin membuat air matanya mengalir lebih deras lagi dari sebelumnya.

"Nae sarangi jejariro oji mothago
Heulin nunmul mankeum molli ganeyo
Naneun ijoya hajyo geudae nomu geuriwo
Nareul apeuge haljineun mollado ijoyo
"

Ia ingin berhenti mendengarkan suara JinYoung, tapi hatinya berkata tidak. Akhirnya YunJi mendengarkan lagu terakhir dari JinYoung

you're my everything to me
you're my everything to me
uri byeonchimayo
seh wo ri heu reundaedo
geudaeneun naman ui sarang
yeongwonhan naman ui sarang
uri saranghaeyo
seul peum eobneun sesang eseo uri


Semakin menjadi-jadilah air mata JinYoung mengalir semakin deras, dan hal ini membuat Hongki yang sedang menyetir menjadi bingung. Mengapa setelah membaca surat dan mendengarkan CD itu YunJi semakin menjadi-jadi menangis?
“YunJi-ah, gwaenchanna?”
“Aku masih tidak rela melepas kepergian JinYoung oppa”
“Kau harus sabar dan merelakan kepergiannya YunJi. Aku yakin JinYoung akan ikut bersedih jika kau sedih. Percayalah padaku, Tuhan pasti punya sebuah rencana besar dibalik semua ini”
“Ne, oppa kamsahamnida”
“Baiklah, sekarang tunjukan arah rumahmu karena aku tidak tahu dimana rumahmu”
“Ne, aku tinggal disana. Oppa, ini surat terakhir dari JinYoung untukmu”
“Ne, kamsahamnida. YunJi, bolehkah aku meminta nomor teleponmu agar aku mudah menghubungimu?”
“Ne, ini nomor teleponku”
“Kamsahamnida, annyeong YunJi”
Mobil Hongki pun meninggalkan rumah YunJi dan ia kembali ke dorm FT ISLAND. Tak lama kemudian Hongki sampai di dorm FT ISLAND, ia disambut oleh sang maknae Seunghyun.
“Hyung, mengapa wajahmu kelihatannya sedih dan habis menangis?”
“Teman lamaku meninggal”
“Aku turut berduka cita hyung”
“Gomawo Seunghyun, aku mau ke kamarku dulu ya”
“ne”
Hongki pergi ke kamarnya dan mulai membuka dan membaca surat dari JinYoung.

Hongki,

Lama kita tidak berjumpa, dan akhirnya kita berjumpa kembali dengan keadaan yang menyedihkan. Aku sangat rindu padamu, tapi karena kau sibuk dengan jadwalmu dari panggung ke panggung bersama FT ISLAND, aku tidak bisa menghubungimu. Tapi itu bukanlah masalah besar bagiku. Hongki-ah, mungkin kau sudah bertemu dengan kekasihku YunJi, cantik bukan? Dialah yang awalnya ingin ku kenalkan kepadamu. Kami sudah berhubungan selama 3 tahun dan kami berakhir dengan kepergianku ke dunia lainnya.

Hongki-ah, aku ingin kau berjanji padaku. Jagalah YunJi untukku, tapi jika kau ingin menjadikannya sebagai kekasihmu itu bukanlah masalah bagiku. Lakukanlah apapun demi kebahagiaan YunJi. Jangan mengecewakanku Hongki. Jangan buat YunJi menangis, sedih, kesepian dan marah. Aku ingin melihat YunJi selalu tersenyum dan bahagia. Lakukanlah jika kau mau, tapi aku juga tidak akan memaksakanmu. Kamsahamnida Hongki

Annyeong,
JinYoung


“Tenang saja JinYoung, aku akan menjaga YunJi dengan seluruh kemampuanku. Aku akan berjanji padamu untuk yang terakhir kalinya”
“Kau bicara dengan siapa Hongki?” kata Jonghun yang tiba-tiba saja masuk ke kamar Hongki
“Ye? Tidak, aku tidak bicara dengan siapa-siapa”
“Tadi aku mendengar kau menyebut nama JinYoung. Bukankah ia produser kita dahulu?”
“Ne, tapi kini ia sudah menginggal”
“MWORAGO?! Kau berbohongkan?”
“Tidak, ini adalah surat dari JinYoung yang terakhir untukku. Maka dari itu aku berjanji untuk memenuhi kemauan dari JinYoung dari surat ini, yaitu menjaga kekasihnya yang memang sedang benar-benar bersedih”
“Aku mengerti, kau sudah bertemu dengan kekasihnya?”
“Aku sudah bertemu dan mengantarnya pulang kerumahnya tadi. Tidak kusangka 15 menit sebelum kepergian JinYoung, ia masih sempat tertawa bersamaku di telepon walau hanya sebentar”
“Memang, tidak ada seorang pun yang bisa menebak apa yang akan terjadi setiap harinya”
“Ne”
“JInYoung? Produser lama kita meninggal?” sambung Jaejin, Minhwan, dan Seunghyun yang tiba-tiba masuk ke kamar Hongki.
“Ne, tepatnya hari ini”
“Kapan ia akan dikebumikan?”
“Esok hari di Incheon”
“Aku akan datang ke acara pemakamannya” Jawab Jaejin, Minhwan, Seunghyun dan Jonghun bersamaan
“Baiklah, tapi besok aku tidak bisa bersama kalian pergi ke pemakaman JinYoung, aku harus menjemput seseorang terlebih dahulu”
“Baik hyung, tidak apa-apa”
Jonghun, Minhwan, Jaejin dan Seunghyun beranjak keluar dari kamar Hongki dan mempersiapkan pakaian yang akan mereka kenakan esok hari. Hongki yang masih dikamarnya juga sibuk mempersiapkan pakaian. Setelah selesai mempersiapkan pakaiannya, Hongki mencoba menghubungi YunJi tapi tidak ada jawaban dari teleponnya. Akhirnya Hongki mengirim pesan singkat kepada YunJi.

“YunJi, besok aku akan menjemputmu dirumahmu pukul 8 – Hongki”

Hongki tidak mendapat balasan dari pesan tersebut. Karena Hongki masih saja merasa penasaran dengan keadaan YunJi. Akhirnya Hongki mencoba untuk menghubungi YunJi lagi. Setelah tiga kali menelepon akhirnya YunJi mengangkat telepon dari Hongki.
“Annyeong, siapa ini?”
“Aku Hongki. YunJi kau tidak apa-apa?”
“Ne, ada apa oppa meneleponku?”
“Tidak, aku hanya ingin memastikan saja apa kah kau sudah menerima pesan dariku tadi siang?”
“Ne, aku sudah menerimanya”
“Baiklah YunJi, istirahatlah. Aku lihat mukamu agak pucat, sebaiknya kau istirahat agar kau tidak sakit”
“Ne oppa, kamsahamnida”
Hongki pun merasa sedikit lega karena telah memastikan keadaan YunJi baik-baik saja. Karena Hongki pun merasa lelah, tanpa sadar ia tertidur sampai pagi. Dan saat matahari mulai terbit, Hongki segera mempersiapkan dirinya agar bisa segera menjemput YunJi dirumanya. Selama diperjalanan, Hongki memikirkan beberapa topik pembicaraan untuk saat ia bersama dengan YunJi. Akhirnya Hongki pun sampai dirumah YunJi.
“Annyeong, YunJi apakah kau sudah siap?”
“Ne oppa, mari kita pergi sekarang”
“Ne, silahkan naik ke mobilku”
“Terima kasih oppa, atas tumpanganmu”
“Ne, gwaenchanna. Kau sudah sarapan?”
“Sudah”
“Apa yang kau makan?”
“Hanya roti selai dan segelas susu”
“Ahh, aku juga makan itu sebagai sarapanku”
“Oppa, kita akan kerumah JinYoung dulu kan?”
“Tentu, aku juga ingin mengantarnya”
“Baiklah”
Hongki dan YunJi sampai dirumah JinYoung dan para tamu yang berdatangan rata-rata dari kalangan para selebriti, karena JinYoung dulu adalah seorang produser rekaman dan ia sering berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. JinYoung siap untuk di kebumikan dan hari itu YunJi menepati janjinya pada JinYoung untuk tidak menangisi kepergiannya, ia berusaha untuk tetap tegar dan bangkit.

Beberapa hari kemudian……….

“Hyung, sudah lama aku tidak melihat YunJi bersamamu. Apakah kau sudah tidak berhubungannya lagi dengannya?” Tanya Seunghyun
“Ne, memang aku sudah tidak bertemu dengannya lagi semenjak pemakaman JinYoung. Tapi aku masih sering meneleponnya karena aku sudah berjanji kepada JinYoung untuk menjaga dan melindungi YunJi”
“ahh, bagaimana kalau kau mengajaknya ke studio saja saat kita latihan besok?”
“Ide bagus ! Ternyata kau ini bisa dihandalkan juga, kekeke”
“Siapa dulu maknae di FT ISLAND mu ini yang pintar kekeke”
Hongki langsung menelepon YunJi untuk mengajaknya ke studio FT ISLAND untuk melihat mereka latihan.
“Annyeong, YunJi-ah”
“Annyeong Hongki oppa, ada apa kau menelepon siang-siang begini?”
“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin mengajakmu besok untuk melihat FT ISLAND latihan. Maukah kau melihatnya?”
“Tentu saja! Besok aku akan datang ke studio kalian”
“Jinjja? Kamsahamnida YunJi, kami akan latihan pukul 2 siang”
“Ne, aku pasti akan datang”
Hongki menutup teleponnya
“Bagaimana hyung? Apakah ia akan datang?”
“tidak”
“Yahh, sayang sekali”
“dia tidak mau aku jemput, jadi dia akan datang sendiri”
“Jinjja? Kau ini mengagetkanku saja”
“kekeke, ternyata kau mudah dibohongi ya”
“Kau ini hyung! Kekeke”

Keesokan harinya di studio……..
“Hyung, mana YunJi? Bukankah ia akan datang hari ini?”
“Tenang saja, sepertinya ia akan sedikit terlambat”
“YunJi akan datang hari ini?” Tanya Jonghoon
“Ne, ia akan melihat latihan kita hari ini”
“aigoo, mengapa kalian tidak bilang? Kalau aku tahu YunJi akan datang, aku akan menggunakan pakaian yang lebih rapi”
“Kau ini ! Memangnya YunJi tertarik padamu?”
Para member FT ISLAND yang lainnya tertawa. Tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang
“Annyeonghaseyo, maaf aku terlambat. Jalanan siang ini macet sekali”
“YunJi-ah, akhirnya kau datang juga” Sambut Minhwan
“Ne oppa, aku sudah berjanji pada Hongki oppa kemarin”
“Baiklah kami akan latihan sekarang, selamat menyaksikan latihan kami”
“Ne oppa, hwaiting!”
FT ISLAND pun memulai latihan mereka. Mereka memainkan single mereka yang berjudul ‘Love Love Love’ dilanjutkan dengan ‘I Hope’ dan ‘Baby Love’.
“Kalian semua daebak!”
“Gomawo YunJi” jawab Hongki
“Sekarang waktunya kita istirahat terlebih dahulu” Lanjut Jaejin
“emm, hyung aku tidak ikut kalian keluar makan ya. Aku sedang ingin di studio saja” Ujar Seunghyun secara tiba-tiba
“Ah, baiklah. Kau mau menitipkan sesuatu mungkin Seunghyun?”
“Apa saja boleh hyung. Gomawo”
“Bolehkah aku juga di studio saja? Aku ingin melihat-lihat studio kalian” Ujar YunJi
“Ah ye, kalau begitu Seunghyun tolong temani YunJi di studio ya”
“Ne hyung”
“Kami pergi dulu ya, annyeong”
Hongki, Minhwan, Jaejin dan Jonghun pergi untuk makan siang dan meninggalkan Seunghyun dan YunJi berdua di studio mereka. Seunghyun dan YunJi tidak banyak bicara, karena mereka baru pernah bertemu saat pemakaman JinYoung.
“Umm, Seunghyun oppa aku mau ke toilet dulu ya”
“Baiklah”
Saat YunJi mencuci tangannya, tiba-tiba ia mendengar suara dentingan piano. YunJi bisa menebak, itu adalah lagu ‘Kiss The Rain’ yang diciptakan oleh Yiruma, salah satu pianis asal Korea. YunJi pun mulai mencari sumber suara tersebut. Ia menelusuri ruangan demi ruangan, sampai akhirnya ia berhenti di depan studio tempat FT ISLAND latihan tadi. Dilihatnya Seunghyun sedang bermain piano dengan tenang dan serius. Tapi, tak lama kemudian pipi YunJi basah oleh air matanya yang turun. Ya, lagu ‘Kiss The Rain’ adalah lagu kenangannya bersama JinYoung saat JinYoung masih hidup. YunJi diajarkan bermain lagu itu oleh JinYoung. YunJi tertunduk menangis, tapi Seunghyun yang melihatnya tiba-tiba berhenti bermain piano.
“Mengapa kau menangis YunJi?”
“Lagu itu, adalah lagu Kiss The Rain bukan?”
“Ne, memangnya kenapa?”
“Lagu itu adalah kenanganku bersama dengan JinYoung dulu, ia yang mengajarkanku untuk memainkan lagu itu di piano”
“mwo? Mianhae, aku tidak tahu”
“Gwaenchanna, permainan pianomu sungguh indah”
“Gomawo, kau bisa bermain piano juga bukan?”
“Ne, aku bisa memainkan beberapa lagu yang mudah”
“hmm, boleh aku melihatnya?”
“Ne, mari kutunjukan padamu”
YunJi menghampiri piano di studio itu, Seunghyun yang duduk disebelah YunJi memperhatikan YunJi bermain piano. Dilihatnya YunJi sangat terampil dan berbakat dalam memainkan Piano tersebut.
“Wahh, permainan pianomu daebak!”
“Ahh, tidak. Aku masih payah dalam bermain piano”
“Tidak, permainanmu sungguh bagus”
“Kamsahamnida”
“Oh iya, YunJi apakah malam ini kau ada acara?”
“Tidak, memangnya kenapa?”
“Maukah kau pergi bersamaku? Aku ingin menunjukan sesuatu kepadamu”
“Baiklah, aku akan ikut. Aku bosan dirumah saja”
“Baiklah, boleh aku meminta nomor teleponmu?”
“Ne, ini nomorku”
“Gomawo”
“Ahh, sepertinya aku harus pulang sekarang”
“Aku antar ya?”
“Tidak usah, biar aku pulang sendiri saja”
“Tidak, biarku antar saja. Sekalian supaya aku thau rumahmu nanti malam saat aku akan menjemputmu”
“Baiklah, jika itu alasanmu keke”
Akhirnya Seunghyun mengantar pulang YunJi, sedangkan para member FT ISLAND yang lainnya baru sampai kembali ke studio mereka.
“Seunghyuni, YunJi-ah kami kembali” sambut Hongki
“Dimana mereka hongki?” Tanya Jonghun
“Aku tidak tahu, saat aku berteriak tadi juga tidak ada jawaban”
“Biar aku coba menelepon Seunghyun” Ujar Jaejin
“ada-ada saja Seunghyun ini” Kata Minhwan
Jaejin pun menelepon Seunghyun
“Annyeong, Seunghyuni, kau dan YunJi ada dimana?”
“Oh iya, mianhae hyung aku lupa memberi tahu kalian. Aku sedang ada di rumah YunJi mengantarnya pulang. Tadi ia ingin pulang, akhirnya aku yang mengantar ia pulang”
“Ahh ye, cepat kembali ke studio. Latihan kita belum selesai”
“Ne, aku akan segera kembali”
“Ternyata Seunghyun mengantar YunJi pulang”
“mwo? Untung saja Seunghyun yang mengantarnya pulang” kata Hongki
“Ne, kita mau latihan duluan atau kita menunggu Seunghyun?”
“Lebih baik kita check sound terlebih dahulu saja”
“Ne, baik hyung”
Para member FT ISLAND yang masih di studio mulai melakukan check-sound. Tak lama kemudian Seunghyun pun kembali.
“Mianhae, aku lupa bilang kepada kalian semua”
“Gwaenchanna, cepat check-sound lalu kita mulai latihan lagi”
“Ne”
FT ISLAND pun memulai latihannya lagi dan berakhir di sore hari. Seunghyun dengan terburu-buru kembali ke dorm, mandi, lalu segera menjemput YunJi. Para hyung nya bingung kemana Seunghyun akan pergi. Tapi Seunghyun tidak memberi tahu mereka. Akhirnya Seunghyun sampai ke rumah YunJi.
“Kau sudah siap YunJi?”
“Ne, mari kita pergi”
“Silahkan naik ke mobilku”
“Sebenarnya, kemana kita akan pergi oppa?”
“Ke suatu tempat yang indah”
“Tolong beri tahu aku, jangan buat aku penasaran”
“Kita akan makan malam. Tapi bukan makan malam biasa”
Selama diperjalanan, mereka berdua saling bercanda dan mulai mengenal satu sama lain. Sampai akhirnya mereka sampai di salah satu restoran di pinggir kota Seoul.
“Benar-benar tempat yang indah oppa”
“Sudah kubilang bukan? Naiklah ke atas”
“Ne oppa”
YunJi dan Seunghyun naik ke lantai atas restoran tersebut. Mereka memilih tempat tepat di balkon restoran tersebut, memang suasana dan desain restoran tersebut amat mendukung untuk suasana yang romantis. Mereka berdua telah memesan makanan yang akan mereka santap malam itu.
"YunJi, sepertinya handphone ku tertinggal di mobil. Tunggu sebentar ya"
"Ne"
Seunghyun pergi meninggalkan YunJi sendiri di meja yang telah didudukinya. Tapi, Seunghyun tidak pergi ke mobilnya, melainkan ke pelayan yang tadi mencatat pesanan yang telah dipesan olehnya dan YunJi.
"Tolong masukan ini kedalam makanannya"
"Baik"
Setelah memberikan instruksi kepada pelayan restoran tersebut, ia melanjutkan ke tempat para pemain live music di restoran itu
"Tolong nyanyikan lagu-lagu yang romantis saat aku makan nanti. Dan bolehkah aku meminjam gitar dan mike? Aku ingin memberikan kejutan untuk gadis yang ada disana"
"Wahh, romantis sekali kau ini. Baiklah kau boleh meminjamnya"
Setelah selesai dari tempat live music, ia pergi ke lantai bawah tepat pemandangan dibawah balkon, disana ada sebuah kolam yang cukup besar. Seunghyun telah menyiapkan sesuatu sebagai kejutan untuk YunJi. Dibuatnya rangkaian lilin-lilin kecil yang membentuk tulisan 'I LOVE YOU' di kolam tersebut. Dinyalakanlah lilin-lilin tersebut dan ia dengan cepat kembali ke tempat dimana YunJi menunggunya.
"Mengapa oppa lama sekali?"
"Mianhae, handphone ku ternyata jatuh di bangku belakang sehingga aku harus mencarinya terlebih dahulu"
"Arrasseo, mari makan oppa. Makanan ini baru saja datang"
"Ne, mari makan"
Mereka berdua menikmati makan malam yang cukup romantis malam itu. Mereka berdua saling bercanda dan mulai menceritakan hal-hal yang cukup pribadi dan merupakan sebuah rahasia dihidupnya, mungkin bisa dibilang sekarang mereka sudah saling terbuka satu sama lain.
"YA! Apa ini? Mengapa ada dimakananku?" YunJi terkaget saat ia melihat sebuah cincin emas putih ada di dalam makanannya. Lalu ia memperhatikan cincin tersebut, ia melihat ukiran 2 nama 'Song Seung Hyun - Park Yun Ji'
"Oppa, kau kah yang melakukannya?"
"Apa? Aku tidak melakukannya, pelayan itu yang memasukan cincin tersebut kedalam makananmu dan aku hanya menyuruhnya saja"
"Mengapa oppa? Mengapa kau melakukan ini?"
"Itu....... Karena......"
"Wae?"
"Karena aku jatuh cinta padamu, pada pandangan pertama"
"Tapi, ini terlalu cepat"
"YunJi, lupakan masa lalu! Masa lalu tetaplah masa lalu yang tidak akan pernah bisa terulang dalam hidupmu. Aku ingin selalu melihatmu tersenyum dan tertawa bahagia selamanya. Aku tak ingin kau bersedih dan menangis hanya karena masa lalu yang pahit!"
"Ne, aku mengerti maksudmu"
"Bila kau menerimaku, pakailah cincin itu. Tapi bila kau menolakku, buanglah cincin itu kebawah sana. Sekarang aku akan meninggalkan kau sendiri selama beberapa saat, pikirkan baik-baik YunJi"
Seunghyun pun meninggalkan YunJi sendirian, ia pergi ke pangung live music dan mulai memetik senar-senar gitar dan menyanyikan sebuah lagu

Chin gu in geon ji sa gwi neun geon ji
Na yo jeum en ni ga deo het gal lyeo nae ga
Yeong hwa do bo go san chaek do ha go
Sok gip eun bi mil neo e ge mal ha go woo woo

U rin yeon in bo da ga gga un geu reon chin gu sa i
Geun dae eo ddeok ha ji na ni ga jo a jyeo baby

Eo neu saen ga neo ye mo deun ge
Jo a jyeo sseo neo ye mo deun ge
Sal myeo shi deo sal myeo shi nae ga da ga gal geo ya
Ni ga da jo a mo du da jo a
Sa rang han dan ma reun an hae do
I reo ke meo mul leo jwo nae ge yak sok hae jwo yeong won hi

Nam ja dab ge nae mam mo du da go baek ha go ship eo
Nae mam deul kil gga bwa nae ma eum al gga bwa baby

Sa rang bo da so jung han sa rang
Nae mo deun geol da ju go ship eo
Cheon cheon hi deo cheon cheon hi nae mam mo du jul geo ya
Ni ga da jo a mo du da jo a
Geu reon ma reun eo saek han de do
Ddae ro neun chin gu cheo reom ddae ron yeon in cheo reom i sseo jwo

Nam nyeo sa i chin gu ran eo da go
Geu ddaen mit ji an a sseo
A nya u ri yeon in i dwaen de do
Gye sok jo eun chin gu cheo reom deo
( Neo ye yae gi deu reo jul ge)

Ne yae gil deu reo jul gge
Sa rang han dan mal bo dan
U rin a jik u rin dal kom han gi bun
Jo geum ssik deo jo geum ssik o neul bu teo shi jak hae
Ni ga da jo a mo du da jo a
Ja beun son eul no chi an eul gge
Sa rang hae geu mal dae shin gyeo te i sseul ggeo ya yeong won hi


"YunJi, berikan jawabanmu sekarang"
"Tapi aku tak bisa menjawabnya, aku bingung"
"Aku butuh jawabanmu sekarang"
YunJi hendak membuang cincin itu, tapi ia tak tega. Karena saat akan membuang cincin itu, ia melihat kolam dengan lilin-lilin kecil membentuk kalimat 'I LOVE YOU' akhirnya YunJi memutuskan untuk memakai cincin pemberian Seunghyun.
"Gomawo YunJi. Sarangahae"
"Ne, saranghae oppa"
Makan malam itu berakhir dengan pelukan indah dan manis yang disaksikan oleh pasangan-pasangan lainnya yang sedang makan malam di restoran yang sama.
Seunghyun dan YunJi sering pergi bersama dan hal itu membuat para member FT ISLAND yang lainnya heran, terutama Hongki.

Beberapa hari kemudian....................

"Seunghyuni, apakah kau menyukai YunJi?"
"Mengapa hyung bisa bertanya itu?"
"Ani, aku hanya ingin bertanya"
"Ne, aku sudah berpacaran dengannya sekitar 2 minggu hyung"
"JINJJA?!"
"Ne, ada yang salah?"
"ani, chukhae Seunghyun"
"Gomawo hyung"
Akhirnya Seunghyun mengakui hubungannya dengan YunJi kepada Jaejin sebagai hyung yang paling dekat dengan Seunghyun. Saat para member FT ISLAND berkumpul di dorm, kecuali Seunghyun, mereka masih saja membahas Seunghyun dengan YunJi
"Kalian belum tahu?"
"Tahu apa?"
"Seunghyun dan YunJi sudah berpacaran sejak 2 minggu yang lalu"
"JINJJA??!" Sahut Minhwan, Jonghun dan Hongki bersamaan.
"Ne, tadi pagi Seunghyun yang memberi tahuku"
"Ahh, bocah itu. Diam-diam menghanyutkan" kata Jonghun
Tapi, raut wajah yang terukir di wajah Hongki bukanlah wajah yang senang karena mendengar membernya di FT ISLAND ada yang mendapatkan kekasih, melainkan rasa cemburu yang tak bisa dihilangkan. Ya, Hongki memang baru menyadari bahwa ia memang mencintai YunJi dan kini YunJi sudah menjadi milik Seunghyun. Hongki merenung dikamarnya dan mulai menulis sesuatu di diary nya

"WAE ?! Mengapa harus Seunghyun, dongsaeng ku sendiri?! Aku sudah mencintai YunJi sejak pertemuan pertamaku dengannya di taman itu. Ketulusan hatinya mencintai JinYoung benar-benar terukir jelas diwajahnya dan saat JinYoung meninggal ia benar-benar menepati janji yang diminta JinYoung untuk tidak menangisi kepergiannya.
Aku harus bisa menerima ini, bagaimana pun, aku juga sudah berjanji pada JinYoung aku akan membahagiakan YunJi, dan mungkin dengan cara ini, YunJi akan bahagia bersama Seunghyun. Meski pun aku harus menahan rasa sakit karena hubungan mereka"

"Aku akan menelepon YunJi sekarang"
Hongki segera menekan tombol-tombol yang ada di telepon genggamnya dan menelepon YunJi
"Annyeong Hongki oppa"
"Annyeong YunJi. Kau sudah makan?"
"Belum, kau sendiri?"
"Belum. Bagaimana kalau kita makan siang bersama di kedai mie dekat rumahmu?"
"Baiklah, aku tunggu kau disana"
"Ne"
Hongki menutup teleponnya. Ia mencari Seunghyun kemudian mengajaknya untuk ikut bersama Hongki ke kedai mie dekat rumah YunJi, tetapi Hongki tidak bilang bahwa YunJi akan ikut makan bersama. Sesampainya di kedai mie tersebut, Seunghyun dan YunJi kaget mengapa Hongki tiba-tiba mempertemukan mereka berdua.
"Aku yakin kalian berdua kaget dan terheran-heran mengapa aku mempertemukan kalian disini"
"Ye? Mengapa kau bilang begitu hyung?"
"Aku sudah tahu, kalian berdua sudah berpacaran sejak 2 minggu yang lalu"
"Ani, kami tidak memiliki hubungan apa-apa oppa"
"Sudahlah YunJi, kau tidak perlu menutupinya dariku. Bukan suatu masalah bagiku jika kalian berdua memiliki suatu hubungan khusus"
"Ne, kami memang berpacaran sejak 2 minggu yang lalu. Mianhae hyung, kami tidak memberi tahumu sebelumnya"
"Gwaenchanna, tapi Seunghyun, aku mohon jaga dan lindungi YunJi semaksimal mungkin. Buat ia bahagia, dan jangan ada air mata yang tertumpah di pipinya"
"Ne, itu pasti akan kulakukan"
"Dan kau YunJi, berjanjilah jangan lagi menyimpan rahasia denganku. Karena JinYoung mempercayaimu denganku dan aku berjanji kepada JinYoung untuk menjagamu"
"Ne oppa, mianhae"
Hongki bisa mengerti sepasang kekasih ini dan bisa menerima hubungan mereka walaupun rasa sakit yang menerpa hatinya dan harus ia tahan sampai kapan pun demi kebahagiaan YunJi.